Pahlawan Dari Bumi Tambun Bungai

10 November kemarin kita seluruh warga Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Hari Pahlawan seperti yang kita ketahui selalu diperingati setiap tahunnya. Peringatan Hari Pahlawan ditujukan bagi kita - kita penerus Bangsa Indonesia untuk mengenang jasa - jasa para pahlawan di masa lampau dalam memperjuangkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ini, saya di sini ingin berbagi tentang salah satu pahlawan perjuangan Republik Indonesia yang berasal dari Bumi Tambun Bungai Kalimantan Tengah. Mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita, dia adalah Tjilik Riwut.

Tjilik Riwut adalah salah satu ikon sejarah Indonesia. Dia pelaku peristiwa sejarah yang memberikan andil perjuangan membela Republik Indonesia. diantaranya; Sumpah Setia Masyarakat Suku - Suku Dayak sampai Pedalaman Rimba Raya Kalimantan Tengah Kepada Pemerintah Republik Indonesia pada awal kemerdekaan.

Perjalanan sebuah misi Pemerintah Republik Indonesia yang waktu itu berpusat di Yogyakarta pada tahun 1946, dalam rangka upaya menyatukan Daerah Borneo (Kalimantan) berada didalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Perjalanan Rombongan 11 Oetoesan Pemerintah Republik Indonesia (ROPRI) ke pulau Kalimantan di tengah - tengah berkuasanya pemerintahan Sipil NICA dan kekuatan bersenjatanya yang terkenal dengan KL dan KNIL waktu itu.

Beberapa ekspedisi di kirim ke Kalimantan, diantaranya adalah ROPRI II Pimpinan Mayor Tjilik Riwut yang bertujuan menghimpun badan - badan perjuangan, memberi penerangan kepada masyarakat Dayak di Kalimantan tentang arti dan makna Kemerdekaan, juga membentuk satu kekuatan bersenjata berbentuk pasukan MN 1001 yang wilayah operasinya membentang di Kalimantan bagian tengah hingga selatan.

Tjilik Riwut sebagai pelaku sejarah adalah salah satu Putra Kalimantan yang lahir di desa Kasongan, Kalimantan Tengah ini membentuk barisan perjuangan di Daerah yang sangat luas ini pada zamannya di sebut sebagai Kaum Ekstrimis oleh pihak Belanda.

Perjuangan dan tantangan yang berat menempuh medan yang sukar itu sulit dibayangkan pada zaman ini. Misalnya rimba belantara yang lebat, mengarungi laut dan sungai, melintasi riam - riam dengan sarana transportasi tradisional seperti rakit atau perahu dan bahkan berjalan kaki.

Perjuangan menelusuri rimba belantara guna menghubungi suku - suku Dayak di berbagai pelosok Kalimantan ini berhasil menyatukan persepsi rakyat yang sudah bosan hidup di alam penjajahan, sehingga bersama - sama dapat menggalang persatuan dan kesatuan.

Tidak kecil jasa Tjilik Riwut bagi Bangsa Indonesia, pantaslah bila generasi sekarang mengenang jasa - jasanya agar dapat memetik suri teladan dari kegigihan dan kepahlawanannya.

PETUAH SANG PAHLAWAN

Penderitaan yang boleh dikatakan hampir belum pernah dianyam seumur hidup dialami.
Dalam menjalani hidup selalu menjalani buronan musuh, terpaksa harus berhati - hati agar bisa lolos dari pengapungannya.
suasana ujung bayonet musuh inilah yang menyebabkan kami tidak tentu tempat kediaman.
Tidak pula pula tempat beristirahat.
kadang - kadang berlantaikan tanah, berkasurkan rumput basah, berselimutkan embun sejuk, beratapkan langit, berdindingkan kayu - kayu besar, berbantalkan akar, berlampukan bulan dan bintang.
Makan minum tak tentu,
berhujan,
berpanas,
berjemur,
kebasahan,
pendeknya beragam - ragam pengalaman yang harus kami lalui.
Meskipun demikian dorongan hasrat yang menyala - nyala hingga ketujuan suci bisa tercapai.
Itulah agaknya yang menyebabkan semangat dalam jiwa kami tak akan lekang oleh panas,
tak akan lapuk oleh hujan............

Sumber :
Koran Lokal